Kamis, 18 Mei 2017

Sejarah IPSI

Ikatan Pencak Silat Indonesia adalah induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia di bawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa Melayu, termasuk Indonesia. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan catatan PB IPSI sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak silat di Indonesia. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah.
Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebetulnya sudah dimulai pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1922 di Segalaherang, Subang, Jawa Barat, didirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak Jawa Barat yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Pada masa pendudukan Jepang, Presiden Soekarno pernah menjadi pelindungnya.
Upaya serupa juga diadakan di Yogyakarta. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram, Mohamad Djoemali dari Taman Siswa, RM Harimurti dari Krisnamurti, Abdullah dari Pencak Kesehatan, R Soekirman dari Rukun Kasarasaning Badan, Alip Purwowarso dari Setia Hati Organisasi, Suwarno dari Setia Hati Terate, R Mangkupujono dari Persatuan Hati dan RM Sunardi Suryodiprojo dari Reti Ati, mendirikan organisasi yang bernama Gapema (Gabungan Pencak Mataram) untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan Yogyakarta. Gapema ini merupakan sebuah batalyon yang seluruh anggotanya adalah pesilat dan turut berjuang dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Setelah beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1947, di Yogyakarta juga berdiri satu organisasi bernama Gapensi (Gabungan Pentjak Seluruh Indonesia) yang bertujuan mempersatukan aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali dari Taman Siswa bersama beberapa tokoh pencak silat, yaitu RM Soebandiman Dirdjoatmodjo dari Perisai Diri, Ki Widji Hartani dari Prisai Sakti Mataram, R Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram dan Widjaja.
Meskipun organisasi di Jawa Barat dan Yogyakarta ini bercita-cita nasional, keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), mengadakan sebuah Konperensi Bagian Pentjak di Solo pada tanggal 2 Juni 1948.
Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di Solo pada awal tahun 1947 yang diprakarsai oleh Mr Wongsonegoro, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI (Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr Wongsonegoro. IPSI bernaung di bawah Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
Para pendiri IPSI pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta adalah :
·         Mr Wongsonegoro, Ketua Pusat Kebudayaan Kedu
·         Soeratno Sastroamidjojo, Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu
·         Marjoen Soedirohadiprodjo dari Setia Hati Organisasi
·         Dr Sahar dari Silat Sumatera
·         Soeria Atmadja dari Pencak Jawa Barat
·         Soeljohadikoesoemo dari Setia Hati Madiun
·         Rachmad Soeronegoro dari Setia Hati Madiun
·         Moenadji dari Setia Hati Solo
·         Roeslan dari Setia Hati Kediri
·         Roesdi Imam Soedjono dari Setia Hati Kediri
·         S Prodjosoemitro, Ketua PORI Bagian Pencak
·         Mohamad Djoemali dari Yogyakarta
·         Margono dari Setia Hati Yogyakarta
·         Soemali dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia
·         Karnandi dari Kementerian Pembangunan dan Pemuda
·         Ali Marsaban dari Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan

Pada masa kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya, perguruan-perguruan yang ikut aktif dalam memperjuangkan keutuhan IPSI tersebut diberi istilah Perguruan Historis dan dijadikan Anggota Khusus IPSI. Mereka dipandang mempengaruhi sejarah dan perkembangan IPSI serta pencak silat pada umumnya antara tahun 1948 dan 1973 dengan memberikan kontribusi kepada kesatuan pemikiran dalam pembentukan organisasi nasional tunggal pencak silat Indonesia yang diberi nama IPSI, kesatuan tekad untuk mempertahankan IPSI sebagai satu-satunya organisasi nasional pencak silat di Indonesia, kesatuan dukungan untuk menjadikan IPSI sebagai anggota KONI dan kesatuan dukungan untuk memasukkan pencak silat dalam PON sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan. Sepuluh Perguruan Historis tersebut adalah :
·         Persaudaraan Setia Hati
·         Persaudaraan Setia Hati Terate
·         Kelatnas Indonesia Perisai Diri
·         PSN Perisai Putih
·         Tapak Suci Putera Muhammadiyah
·         Phasadja Mataram
·         Perpi Harimurti
·         Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI)
·         PPS Putra Betawi
·         KPS Nusantara




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar